Seorang pria yang akan menikah
tentunya akan memilih dulu siapakah wanita idaman yang akan menjadi pendamping
sekaligus ibu dari anak-anaknya kelak. Sangat aneh jika ada seorang pria yang
menikah dengan wanita asal, yang tidak diketahui asal-usulnya. Dalam Islampun seorang
pria dianjurkan untuk melihat wajah calon istrinya disaat ingin meng-khitbahnya
agar mengetahui tingkat kecocokan antar keduanya.
Disisi lain, Rasulullah SAW menyeru
kepada seluruh umatnya untuk menikah dan dimakruhkan bagi mereka yang tidak menikah.
Karena dengan menikah maka pandangan dan kemaluan kita akan lebih terjaga,
keturunanpun akan jelas dan terhormat dan lain sebagainya. Baca tulisan
sebelumnya: larangan untuk membujang.
Rasulullah SAW bersabda dalam
haditsnya:
يَامَعْشَرَ الشَّبَابِ: مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ
الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ، فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ وَمَنْ
لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ، فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ.
“Wahai kaum muda, barangsiapa di
antara kalian telah mampu maka hendaknya menikah, karena ia lebih menundukkan
pandangan dan lebih memelihara kemaluan. Dan barangsiapa yang belum mampu, maka
hendaknya ia berpuasa, sebab ia dapat mengekangnya.” Shahiih al-Bukhari
(IX/112, no. 5066)
Lalu jika seorang laki-laki ingin menikah, bagaimanakah ciri wanita yang diidamkan tersebut? hendaknya dia mencari seorang wanita yang memiliki kriteria sebagai berikut :
1. Taat beragama,
Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, beliau bersabda:
تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ ِلأَرْبَعٍ: لِمَالِـهَا، وَلِحَسَبِهَا وَلِجَمَالِـهَا، وَلِدِيْنِهَا، فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّيْنِ تَرِبَتْ يَدَاكَ
.
“Wanita itu dinikahi karena empat hal: karena harta, keturunan, kecantikan dan agamanya. Maka dapatkanlah wanita yang taat beragama niscaya kamu beruntung.” Shahiih al-Bukhari (IX/132, no. 5090)
“Wanita itu dinikahi karena empat hal: karena harta, keturunan, kecantikan dan agamanya. Maka dapatkanlah wanita yang taat beragama niscaya kamu beruntung.” Shahiih al-Bukhari (IX/132, no. 5090)
2. Masih gadis,
Kecuali jika ada mashlahat baginya untuk menikahi wanita janda, karena telah disebutkan dalam satu riwayat bahwasanya Jabir bin ‘Abdillah Radhiyallahu anhu berkata:
Kecuali jika ada mashlahat baginya untuk menikahi wanita janda, karena telah disebutkan dalam satu riwayat bahwasanya Jabir bin ‘Abdillah Radhiyallahu anhu berkata:
تَزَوَّجْتُ امْرَأَةً فِيْ عَهْدِ رَسُوْلِ الله
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فَلَقِيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ ، فَقَالَ: يَاجَابِرُ، تَزَوَّجْتَ؟ قُلْتُ: نَعَمْ. قَالَ : بِكْرٌ أَمْ
َثيِّبٌ؟ قُلْتُ: ثَيِّبٌ. فَهَلاَّ بِكْرًا تُـلاَعِبُهَا؟ قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ
الله إِنَّ لِيْ أَخَوَاتٌ، فَخَشِيْتُ أَنْ تَدْخُلَ بَيْنِيْ وَبَيْنِهِنَّ.
قَالَ: فَذَاكَ إِذَنْ. إِنَّ الْمَرْأَةَ تُنْكَحُ عَلَى دِيْنِهَا وَمَالِهَا
وَجَمَالِهَا، فَعَلَيْكَ بِذَاتِ الدِّيْنِ تَرِبَتْ يَدَاكَ
“Aku telah menikahi seorang
wanita di masa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam tatkala bertemu dengan
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bertanya, ‘Wahai Jabir, apakah
engkau telah menikah?’ aku menjawab, ‘Ya.’ Kemudian beliau bertanya, ‘Dengan
gadis atau janda?’ Aku menjawab, ‘Seorang janda.’ Beliau bersabda, ‘Mengapa
engkau tidak memilih seorang gadis sehingga engkau dapat bercanda dengannya?’
Kemudian aku berkata, ‘Wahai Rasulullah! Sesungguhnya aku me-miliki beberapa
saudara perempuan sehingga aku takut akan terjadi kesalahpahaman.’ Maka beliau
bersabda, ‘Jika demikian adanya, maka tidak masalah. Sesungguhnya wanita itu
dinikahi karena agama, harta dan kecantikannya, maka nikahilah wanita yang taat
beragama niscaya engkau akan bahagia.” Shahiih Muslim (II/1087, no. 715)
3. Wanita yang subur,
Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits riwayat Anas bin Malik Radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda :
تَزَوَّجُوْا الْوَدُوْدَ الْوَلُوْدَ، فَإنِّيْ مُكَاثِرٌ بِكُمُ الأُمَمُ
“Nikahilah wanita yang subur peranakannya dan penyayang, sebab aku akan berbangga di hadapan umat lain dengan jumlah kalian yang banyak”. Sunan Abi Dawud (VI/47, no. 2035)
Lalu bagaimana dengan ciri pria
idaman bagi seorang wanita? Tentunya pria yang shaleh dan yang bertanggungjawab
kepada keluarga yang akan menjadi idaman bagi para wali wanita untuk
dinikahkan kepada anaknya. Jadi jika kita belum memiliki ciri-ciri utama
diatas, tentunya kita belumlah ideal untuk menjadi wanita ataupun pria idaman
bagi pasangan kita.
Semoga bisa menjadi motivasi
kepada kita agar senantiasa menjadi pribadi yang sholeh, yang selalu amar ma’ruf
dan nahi munkar. Senantiasa introspeksi diri agar hidup kita lebih baik lagi
dimasa yang akan datang.