Alamat E-mail Nurul Hidayah:yayasanmasjidnurulhidayah@gmail.com
Tampilkan postingan dengan label Idaman Laki. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Idaman Laki. Tampilkan semua postingan

Istri, Selalu Tampilkan Wajah ceria Saat Bertemu Suami

 Sahabat Muslimah, salah satu hal yang membuat suami merasa bahagia saat pulang ke rumah menemui istrinya adalah ketika istri itu menampilkan wajah yang ceria dan bahagia. Walaupun suami pergi dalam waktu yang singkat, tapi si istri bersikap perhatian penuh cinta dan rindu seakan suami telah pergi jauh darinya. Tak diragukan jika senyum yang manis dari seorang istri memiliki peran dan pengaruh besar dalam memberikan ketenangan batin suami. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
لا تحقرن من المعروف شيئاً ولو أن تلقى أخاك بوجه طليق
“Janganlah engkau menganggap remeh perbuatan baik sedikit pun, meskipun engkau berjumpa saudaramu dengan wajah berseri-seri” (HR. Muslim 6857)
Begitulah saudariku, percayalah bahwa keceriaan wajah dan senyummu akan mendapatkan balasan pahala yang berlimpah seperti yang telah disabdakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
تَبَسُّمُكَ فِى وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ
“Senyummu di hadapan saudaramu adalah sedekah” (Shahih Ibnu Hibban  475)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda
ثلاث يصفين لك ود أخيك أن تسلم عليه إذا لقيته وتوسع له في المجلس وتدعوه بأحب أسمائه إليه
“Ada tiga hal yang menunjukkan kasih sayangmu terhadap saudaramu, yaitu dengan mengucapkan salam saat engkau bertemu, meluaskan tempat duduk untuknya dan memanggilnya dengan panggilan yang paling disukainya.” (HR Thabrani dalam Mu’jamul Ausath 8604)
Saudariku, engkau telah mengetahui dari adab-adab Nabi yang mulia ini tentang bagaimana membahagiakan sang suami dan berwajah ceria saat bertemu dan bermuamalah dengannya. Dengan wajahmu yang manis, ceria, dan cantik jelita saat bertemu sang suami maka kau akan selalu terngiang-ngiang di hatinya.
Namun bukan berarti sang suami bebas menemui istrinya kapan pun. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang seorang laki-laki yang dalam perjalanan lalu pulang mendatangi keluarga dan istrinya pada malam hari tanpa memberi tahu istrinya terlebih dahulu. Sebab dikhawatirkan sang suami akan bertemu dengan istrinya dalam keadaan yang belum siap dan tidak disukai oleh suami. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
حتى تمتشط الشعثة , وتستحد المغيبة
“Hingga ia (istri) sedang menyisir rambutnya yang berantakan dan menggunakan (sisir) besi (untuk meluruskannya).” (Shahih Ibnu Hibban 2769)
Saudariku, nasihat yang telah diberikan Rasulullah shallalllahu ‘alaihi wa sallam ini menunjukkan betapa agama Islam menginginkan seorang istri selalu berada dalam penampilan yang paling cantik karena hal ini akan melahirkan ketenangan dan keyakinan bagi sang suami.(muslimah)


Ciri-ciri pakaian muslimah yang baik dan benar

Ciri-ciri pakaian muslimah yang baik dan benar
Sesungguhnya Allah telah menentukan batas pakaian wanita dan telah mnentukan aturannya. Sebagai mana yang telah Allah terangkan dalam Al Quran Surat An Nur 31:

Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.
Dari ayat diatas kita dapat menyimpulkan kriteria pakaian yang sesuai dengan aturan syarita islam, yaitu memililki sifat-sifat sebagai berikut:
Pertama. Menutup seluruh tubuh selain yang dikecualikan oleh Al Quran dalam firman-NYA (… apa-apa yang biasa tampak), yang menurut pendapat yang lebih kuat mengenai penafsiran ayat tersebut ialah muka dan telapak tangan.
Kedua. Tidak tipis dan tidak menampakkan bentuk badan.
Rasulullah shalllallahu’alaihi wasallam bersabada:
من أهل النار نساء كاسيات عاريات مائلات مميلات لايدخلن الجنة ولا يجدن ريحها
“diantara yang termasuk ahli neraka ialah wanita-wantia yang berpakaian tetapi telanjang, yang berjalan dengan lenggak lenggok untuk merayu dan untuk dikagumi. Mereka ini tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya.” (HR Muslim dari Abu Hurairah)
Maksud dari “berpakaian tetapi telanjang” yaitu: pakaian yang tidak berfungsi menutup aurat, sehingga dapat menyifati kulit karena tipisnya atau sempitnya pakaian itu.
Ketiga. Tidak membentuk batas-batas bagian tubuh dan tidak menampakkan bagian – bagian yang cukup menimbulkan fitnah sekalipun tidak tipis.
Karena mode pakaian barat yang disebarkan ketengah-tengah kita kadang-kadang tidak tipis, tetapi menampakkan batas (lekuk) tubuh dan bagian yang menimbulkan fitnah. Dan setiap bagian tubuh yang tampak lekukannya sehingga dapat menimbulkan syahwat, itu juga sudah termasuk larangan.
Keempat. Bukan merupakan pakaian khusus bagi laki-laki.
Sudah dikenal bahwa laki-laki mempunyai pakaian khusus dan wanita juga mempunyai pakaian khusus untuk wanita. Apabila laki-laki biasa mengenakan pakaian tertentu yang dikenal sebagai pakaian laki-laki, maka wanita tidak boleh memakainya. Karena yang demikian itu haram baginya. Sebab Rasulullah telah melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai laki-laki.
Demikianlah ulasan yang dapat kita terangkan. Semoga bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi kaum hawa agar senantiasa menjaga dan memelihara anggota tubuhnya dari api neraka dengan menutupi dan memakai pakaian yang telah dibenarkan dalam agama.
Wallahua’lam.

Bolehkan kita membujang?



Tidak ada pembujangan dalam islam. Ya mungkin itu kalimat yang tepat bagi semua pemuda maupun pemudi dilihat dari kaca mata islam. Islam tidak membenarkan pelepasan naluri seksual tanpa batas dan ikatan. Oleh karena itu islam mengharangkan zina dan segala sesuatu yang dapat membawa manusia dalam perzinahan.

Akan tetapi islam juga memerangi perasaan yang bertentangan dengan naluri ini, islam menyerukan pernikahan dan melarang pembujangan dan tindakan mengebiri. Seorang muslim tidak boleh berpaling dari pernikahan sedangkan ia mampu melaksanakannya, dengan beralasan mencurahkan segala kehidupannya demi beribadah semata kepada Allah SWT atau memutuskan diri dari kehidupan duniawi maupun alasan lain sebagainya.
Dalam hadistnya Rasulullah SAW bersabda:
إنما أنا أعلمكم بالله و أخشاكم له, و لكني أقوم و أنام و أصوم و أفطر و أتزوج النساء. فمن رغب عن سنتي فليس مني ( رواه البخاري)
Sesungguhnya aku adalah orang yang paling kenal kepada Allah dan paling takut kepada-NYA, akan tetapi aku melakukan sholat malam dan tidur juga, aku berpuasa dan berbuka, dan aku juga menikah dengan wanita. Oleh karena itu barang siapa membenci sunnahku maka dia bukan dari golonganku”
Hadits diatas dengan jelas menerangkan kepada kita semua khususnya bagi mereka yang belum menikah, bahwa menikah adalah dari sunnah nabi, bahkan beliau sangat membenci bagi orang yang tidak menikah sedangkan ia mampu melakukannya.
Seorang muslim tidak boleh menghindari pernikahan lantaran takut masalah rezeki atau berat tanggungan dipundaknya, ia harus berusaha dan bekerja sambil menunggu karunia dan pertolongan Allah yang di janjikan-NYA kepada orang-orang menikah karena untuk menjaga diri dan kehormatannya.
Rosulullah SAW bersabda:
ثلاثة حق على الله عونه: الناكح الذي يريد العفاف و المكاتب الذي يريد الأداء و الغازي في سبيل الله (رواه أحمد و الترمذي و الحاكم)
“Ada tiga golongan yang pasti akan ditolong oleh Allah SWT. Yaitu:
  1. Orang yang menikah karena menjaga kehormatannya
  2. Budak yang mengadakan perjanjian dengan tuannya untuk memerdekakan dirinya dengan bayaran tebusan tertentu
  3. Orang yang berperang dijalan Allah.
Sudah jelas tentunya bahwa pernikahan adalah hal yang disayang dan dicintai Allah dan Rosulnya. Oleh karenanya mari kita jadikan renungan untuk menata kehidupan yang lebih baik di dunia ini bahkan di akhirat kelak. Semoga sederet tulisan ini dapat membawa manfaat bagi semua. Amin
Oleh ray “abumujaddid”. 

Ciri wanita idaman pria untuk dinikahi


Seorang pria yang akan menikah tentunya akan memilih dulu siapakah wanita idaman yang akan menjadi pendamping sekaligus ibu dari anak-anaknya kelak. Sangat aneh jika ada seorang pria yang menikah dengan wanita asal, yang tidak diketahui asal-usulnya. Dalam Islampun seorang pria dianjurkan untuk melihat wajah calon istrinya disaat ingin meng-khitbahnya agar mengetahui tingkat kecocokan antar keduanya.

Disisi lain, Rasulullah SAW menyeru kepada seluruh umatnya untuk menikah dan dimakruhkan bagi mereka yang tidak menikah. Karena dengan menikah maka pandangan dan kemaluan kita akan lebih terjaga, keturunanpun akan jelas dan terhormat dan lain sebagainya. Baca tulisan sebelumnya: larangan untuk membujang.
Rasulullah SAW bersabda dalam haditsnya:
يَامَعْشَرَ الشَّبَابِ: مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ، فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ، فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ.
“Wahai kaum muda, barangsiapa di antara kalian telah mampu maka hendaknya menikah, karena ia lebih menundukkan pandangan dan lebih memelihara kemaluan. Dan barangsiapa yang belum mampu, maka hendaknya ia berpuasa, sebab ia dapat mengekangnya.” Shahiih al-Bukhari (IX/112, no. 5066)

Lalu jika seorang laki-laki ingin menikah, bagaimanakah ciri wanita yang diidamkan tersebut? hendaknya dia mencari seorang wanita yang memiliki kriteria sebagai berikut :

1. Taat beragama, 
Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, beliau bersabda:

تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ ِلأَرْبَعٍ: لِمَالِـهَا، وَلِحَسَبِهَا وَلِجَمَالِـهَا، وَلِدِيْنِهَا، فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّيْنِ تَرِبَتْ يَدَاكَ
.

“Wanita itu dinikahi karena empat hal: karena harta, keturunan, kecantikan dan agamanya. Maka dapatkanlah wanita yang taat beragama niscaya kamu beruntung.” Shahiih al-Bukhari (IX/132, no. 5090)
2. Masih gadis,
Kecuali jika ada mashlahat baginya untuk menikahi wanita janda, karena telah disebutkan dalam satu riwayat bahwasanya Jabir bin ‘Abdillah Radhiyallahu anhu berkata:
 
تَزَوَّجْتُ امْرَأَةً فِيْ عَهْدِ رَسُوْلِ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فَلَقِيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فَقَالَ: يَاجَابِرُ، تَزَوَّجْتَ؟ قُلْتُ: نَعَمْ. قَالَ : بِكْرٌ أَمْ َثيِّبٌ؟ قُلْتُ: ثَيِّبٌ. فَهَلاَّ بِكْرًا تُـلاَعِبُهَا؟ قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ الله إِنَّ لِيْ أَخَوَاتٌ، فَخَشِيْتُ أَنْ تَدْخُلَ بَيْنِيْ وَبَيْنِهِنَّ. قَالَ: فَذَاكَ إِذَنْ. إِنَّ الْمَرْأَةَ تُنْكَحُ عَلَى دِيْنِهَا وَمَالِهَا وَجَمَالِهَا، فَعَلَيْكَ بِذَاتِ الدِّيْنِ تَرِبَتْ يَدَاكَ
“Aku telah menikahi seorang wanita di masa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam tatkala bertemu dengan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bertanya, ‘Wahai Jabir, apakah engkau telah menikah?’ aku menjawab, ‘Ya.’ Kemudian beliau bertanya, ‘Dengan gadis atau janda?’ Aku menjawab, ‘Seorang janda.’ Beliau bersabda, ‘Mengapa engkau tidak memilih seorang gadis sehingga engkau dapat bercanda dengannya?’ Kemudian aku berkata, ‘Wahai Rasulullah! Sesungguhnya aku me-miliki beberapa saudara perempuan sehingga aku takut akan terjadi kesalahpahaman.’ Maka beliau bersabda, ‘Jika demikian adanya, maka tidak masalah. Sesungguhnya wanita itu dinikahi karena agama, harta dan kecantikannya, maka nikahilah wanita yang taat beragama niscaya engkau akan bahagia.” Shahiih Muslim (II/1087, no. 715)


3. Wanita yang subur,
Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits riwayat Anas bin Malik Radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda :

تَزَوَّجُوْا الْوَدُوْدَ الْوَلُوْدَ، فَإنِّيْ مُكَاثِرٌ بِكُمُ الأُمَمُ

“Nikahilah wanita yang subur peranakannya dan penyayang, sebab aku akan berbangga di hadapan umat lain dengan jumlah kalian yang banyak”. Sunan Abi Dawud (VI/47, no. 2035)
Lalu bagaimana dengan ciri pria idaman bagi seorang wanita? Tentunya pria yang shaleh dan yang bertanggungjawab kepada keluarga yang akan menjadi idaman bagi para wali wanita untuk dinikahkan kepada anaknya. Jadi jika kita belum memiliki ciri-ciri utama diatas, tentunya kita belumlah ideal untuk menjadi wanita ataupun pria idaman bagi pasangan kita.
Semoga bisa menjadi motivasi kepada kita agar senantiasa menjadi pribadi yang sholeh, yang selalu amar ma’ruf dan nahi munkar. Senantiasa introspeksi diri agar hidup kita lebih baik lagi dimasa yang akan datang.

Yasmanu

Pesan Email

Nama

Email *

Pesan *

Selamat datang di blog Yayasan Masjid Nurul Hidayah, Terima kasih telah berkunjung di blog kami.. Semoga anda senang ::: Simak berbagai info YASMANU Online melalui Facebook. Follow @Yasmanu :::: Kritik, saran, informasi atau artikel dapat dikirimkan kepada kami melalui email:yayasanmasjidnurulhidayah@gmail.com :::: Info pemasangan iklan, hubungi email Nurul Hidayah:yayasanmasjidnurulhidayah@gmail.com atau telepon 081-259436578 :::