Setiap hari, kapan pun dan dimana pun kita berada, kita bisa berbagi.
Pun Allah dan Rasulullah selalu mengajarkan kita untuk saling membantu,
berbagi rejeki pada mereka yang lebih membutuhkan. Tak ada salahnya
menyisakan sedikit yang kita punya, karena rezeki pun titipan dari Allah
swt. Justru, rejeki itu akan semakin ber-berkah.
Kisah dibawah ini, adalah kisah anak sholeh sholehah yang masih duduk
di bangku sekolah dasar. Mereka saling tolong-menolong dan berteman
baik meski ada perbedaan status dan kekayaan diantara mereka. Berikut
kisahnya:
Kisah Sholeh si Pengantar Susu
Pagi hari, ketika kebanyakan anak-anak masih tidur terlelap, Sholeh si
Pengantar Susu tengah bersiap menghantarkan susu-susu sapi segar pada
para pelanggannya. Kaki-kaki kecilnya itu, dengan penuh semangat
mengayuh sepeda tua milik Ayahnya mengitari kompleks Bangunsari di
sebelah kampung tempatnya tinggal. Sholeh memang anak dari golongan tak
mampu, namun ia tak malu juga tak segan, membantu keluarganya mencari
nafkah untuknya bisa bersekolah dan memiliki uang jajan sendiri. Setiap
pagi sebelum bersiap berangkat ke sekolah, Sholeh selalu mengantar susu
untuk teman-teman sekelasnya yang tinggal di kompleks Bangunsari tersebut.
Teman-teman Sholeh pun senang membeli susu padanya, karena ia merupakan
anak yang ramah, rajin, pintar dan juga sholeh. Tak ada seorang pun
sampai hati mengejek pekerjaan dan juga keluarganya yang miskin.
Suatu ketika, hujan turun sangat lebat hingga menimbulkan banjir
dimana-mana. Wilayah kampung tempat tinggal Sholeh pun menjadi salah satu
daerah yang tergenang banjir. Sholeh segera menyelamatkan seragam dan
barang-barang keperluan sekolahnya. Sayang, tak sempat untuknya membawa
serta sepeda tua yang biasa digunakannya untuk mengantar susu itu ke
pengungsian.
Sholeh termenung mengingat semua barang-barang di rumahnya yang
terpaksa dibiarkan tergenang banjir: televisi, radio, tempat tidur. Pun Sholeh jadi tak bisa pergi ke sekolah karena jalan menuju kesana ikut
tergenang banjir. Namun, gadis kecil itu tak kemudian putus asa dan
kecewa pada Allah swt atas apa yang menimpanya. Sholeh semakin rajin
beribadah, dan berdoa pada-Nya untuk segera dilepaskan dari bencana ini.
Doa Sholeh pun terkabul. Beberapa hari setelahnya, Wali Kelas dan
teman-temannya datang menjenguk membawa banyak bingkisan untuk Sholeh dan
keluarganya. Mereka sangat merindukan Sholeh dan berharap Sholeh bisa
segera sekolah lagi. Diantara bingkisan itu, ada satu yang membuatnya
tersenyum geli. Bungkusan susu kaleng untuk Sholeh si pengantar susu.
Mereka pun tertawa bersama.Anak-anak biasanya tak memiliki hal yang kebanyakan ada pada diri
orang dewasa: rasa gengsi. Padahal, bukan harta yang menjadikan kita
istimewa, melainkan akhlak dan keimanan. Disamping itu, dengan
kebersamaan, beban yang sekiranya berat pun akan terasa ringan juga.
Itulah yang dirasakan Sholeh, dan semua orang lain di dunia ini jika kita
semua berbagi. singkat Cerita 10 tahun ini Sholeh Si pengantar susu sudah sukses dan ternyata suda menjadi bos besar dengan Nama julukan " Tuan Tanah " karena sesuai dengan keberhasilannya di bidangnya ...... selamat ya pak bos tuan tanah. ingat !!!! biarkan yang lalu untuk mengkaji kehidupan dn perjalanan hidup ini.. ....... semoga perjalanan ini menjadi cerita / momen pada anak kita nanti. . hussss wassalam sukses selalu.By Erwin Koplak