Alamat E-mail Nurul Hidayah:yayasanmasjidnurulhidayah@gmail.com

Tips Hidup Bahagia dalam Rumah Tangga

Sahabat Ummi, menjalani rumah tangga jarak jauh memang tidak mudah bagi sebagian pasangan. Terlebih lagi jika sudah hadir seorang anak dalam kehidupan mereka. Ada banyak persoalan tak terduga yang sering muncul dalam rumah tangga. Masalah-masalah yang dihadapi pasangan jarak jauh seperti ini sebaiknya diposisikan sebagai ujian yang harus cepat terselesai
kan agar tidak berlarut-larut. Ujian rumah tangga yang dijalani dengan kesabaran dan  supportifitas satu sama lain nantinya akan menambah keharmonisan dan kualitas rumah tangga tersebut.
Akan tetapi tidak jarang masalah yang timbul pada pasangan jarak jauh berubah menjadi prahara yang berakhir pada perpisahan. Hal ini lebih dikarenakan ketidaksiapan mereka menjalani hubungan jarak jauh, serta kurangnya sikap saling memahami satu sama lain. Mereka cenderung menggunakan ego masing-masing untuk memenangkan pembenaran atas masalah yang terjadi. Beberapa masalah yang sering memicu pertengkaran pada pasangan jarak jauh biasanya berhubungan dengan beberapa hal berikut.
1.cemburu
Pada umumnya, setiap wanita selalu mengedepankan rasa daripada rasio. Ketika mendengar kabar miring mengenai suaminya, kebanyakan wanita lebih cepat menggunakan asas praduga bersalah. Tanpa mengklarifikasi terlebih dahulu, wanita akan menghakimi suaminya dan tidak memberi kesempatan sang suami untuk membela diri. Kecemburuan wanita juga tidak sebatas cemburu pada adanya wanita idaman lain  dalam hidup suami. Wanita juga sering bersikap cemburu pada keluarga atau teman-teman suaminya hanya karena ketidakadilan suami membagi perhatiannya.
Jika sahabat Ummi sedang menjalani rumah tangga seperti ini, cobalah untuk menjadi seorang istri dan ibu rumah tangga yang bijaksana. Ketika suami harus menjalankan kewajiban mencari nafkah di tempat yang jauh sehingga harus meninggalkan keluarganya, mereka butuh kepercayaan tingkat tinggi dari keluarga terutama istrinya. Jika muncul isu negatif tentang suami, kita hendaknya selalu belajar untuk tidak mengadili tanpa bertanya dan mencari barang bukti. Bahkan sejatinya orang pertama  yang harus percaya kepada suami adalah seorang istri.
Rumah tangga jarak jauh juga akan menyita perhatian suami pada keluarganya. Oleh karena itulah sebagai istri kita harus bijak untuk tidak selalu menuntut suami memberikan perhatian lebih yang akan membuatnya tidak konsentrasi pada pekerjaannya. Percayalah bahwa dibalik kesibukannya di tempatnya yang jauh itu suami akan selalu meluangkan waktu memberikan waktu dan perhatiannya kepada kita.
2.Nafkah
Meskipun seorang wanita  sudah memiliki pekerjaan yang membuatnya tidak tergantung pada suami, tetapi  suami masih wajib memberikan nafkah kepada istri dan anaknya. Namun dengan alasan jarak jauh, tidak sedikit suami yang tidak transparan dalam hal keuangan. Hal inilah yang memicu ketidakpercayaan istri terhadap suaminya. Terlebih lagi jika sang suami sering membagikan hasil kerjanya kepada orang tua dan adik-adiknya tanpa menyampaikannya kepada sang istri.
Hal tersebut mungkin tidak salah, dalam agama pun seorang anak wajib berbakti pada orang tuanya dengan cara apapun. Akan tetapi alangkah baiknya jika suami dapat bersikap terbuka terhadap istrinya dalam urusan finansial. Dengan demikian masing-masing pasangan akan saling mengerti dan tidak lagi mempersoalkan keuangan dalam rumah tangga mereka.
Sementara sebagai istri kita harus bersikap bijak mengelola uang yang diberikan suami kepada kita. Seorang suami tentulah menginginkan memiliki istri yang pintar dan cermat menjadi bendahara rumah tangga. Jika penghasilan yang diberikan suami masih dirasa kurang, tidak ada salahnya kita membantu suami dengan berbisnis rumahan. Tentunya dengan berbagai pertimbangan yang matang sebelumnya dan dengan izin suami.
3.Urusan anak
Dalam kasus rumah tangga jarak jauh, jika pasangan telah dikaruniai keturunan, peran mengasuh anak sepenuhnya akan diserahkan kepada istri. Apakah akan diasuh sendiri atau dengan bantuan asisten rumah tangga, istrilah yang akan mengomandoi pola pengasuhan itu. Sementara suami akan berkonsentrasi pada urusan eksternal rumah tangga yaitu mencari nafkah. Namun tidak jarang pembagian wewenang tersebut justru memberatkan salah satu pihak, yaitu pihak yang berkewajiban mengurus anak secara langsung. Apalagi jika selain mengurus anak ia juga harus membantu menopang perekonomian rumah tangganya.
Apabila peran itu dilimpahkan pada istri, maka suami akan terkesan tidak adil dalam mengelola rumah tangganya dimana ia membiarkan istrinya bekerja sekaligus mengurus anak. Sementara suami hanya melakoni satu peran yaitu pencari nafkah. Kewajiban memimpin anak secara langsung memang ada ditangan istri, sedangkan pencarian nafkah ada pada suami. Akan tetapi suami yang bijak adalah suami yang tidak memberatkan istrinya dengan tanggung jawab sebagai baby sitter sementara ia lepas tangan dan tidak mempedulikan urusan anak serta istrinya.
Untuk mengatasi hal tersebut, langkah pertama yang harus dilakukan adalah melakukan komunikasi yang efektif antara pasangan. Istri menjelaskan tentang beratnya tugas mulia yang dijalaninya sebagai seorang ibu, sehingga membutuhkan kepedulian dan perhatian dari pasangannya. Jika istri pun harus bekerja, maka istri dapat meminta suami untuk tidak memaksakan istrinya memenuhi target penghasilan untuk menutupi kebutuhan rumah tangganya karena tugas utama istri bukanlah mencari nafkah melainkan menjadi madrasah pendidikan bagi anak-anaknya.
Sama halnya dengan suami, ketika ia menyadari bahwa tanggungjawab istri sangatlah berat dan ia tidak bisa membantunya karena sedang menjalani peran sebagai suami jarak jauh, maka ia dapat membantunya dengan cara lain.
Jika setiap pasangan membuat daftar masalah dalam rumah tangga jarak jauhnya, kita pasti akan menemukan ribuan daftar masalah yang pada akhirnya menimbulkan rasa takut untuk menjalaninya. Namun tidak ada masalah yang hadir tanpa paket solusinya. Beberapa solusi yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi masalah yang timbul dalam rumah tangga jarak jauh di antaranya:
1.Meneguhkan komitmen berumah tangga
Ketika dua orang manusia berikrar pada Tuhan dan dirinya untuk menjalani hidup berumah tangga, maka selanjutnya mereka harus yakin akan komitmen tersebut dan bertanggung jawab bersama atas setiap persoalan yang muncul. Dengan berpegang kepada komitmen tersebut, setiap pasangan jarak jauh akan menjaga keharmonisan rumah tangganya dan tidak akan membiarkan masalah apapun menjadi pemicu keretakan.
2.Menumbuhkan kepercyaan
Sikap percaya disini tidak hanya dimaksudkan agar suami atau istri selalu berusaha percaya kepada pasangannya. Melainkan bahwa pasangan lainnya juga harus menjaga kepercayaan yang telah diberikan kepadanya. Jangan sampai salah satu pihak dituntut untuk percaya kepada pasangannya sementara pihak lainnya mengkhianati kepercayaan tersebut, atau juga sebaliknya.
3.Memelihara komunikasi
Sebaiknya pasangan jarak jauh selalu menjaga komunikasi dalam keadaan apapun agar tidak terputus. Hal itu dikarenakan komunikasi yang intensif adalah jembatan penghubung bagi mereka. Jika muncul masalah baru dalam rumah tangga, sebaiknya segera dikomunikasikan dengan menggunakan prinsip bahwa semua permasalahan harus segera diselesaikan. Tetapi jangan selalu membesar-besarkan masalah kecil atau justru memperkecil masalah besar.
Meskipun demikian, tidak harus selalu menunggu munculnya konflik untuk mengintensifkan komunikasi. Pembicaraan mengenai hal-hal kecil seperti menanyakan kabar, atau sekedar ingin mendengar suara pasangannya melalui telepon juga penting untuk dilakukan demi menjaga kelanggengan dan keutuhan rumah tangga jarak jauh.
Foto Ilustrasi: Google
Profil Penulis:
Een Kurniati adalah seorang ibu rumah tangga yang bekerja sebagai guru kimia. Beberapa tulisan penulis dapat dijumpai di antologi Di Masjid Hatiku Terkait penerbit Leutika Prio, antologi Mengapa Saya Menulis penerbit AE Publishing dan antologi Buku Dalam Liku Hidupku penerbit Imsicx Publishing. Penulis yang dapat dijumpai di akun facebook Een Kurniati Ash atau akun instagram @miss_een kini aktif di Komunitas Ummi Menulis


Share On:
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

- Harap Komentar Sesuai dg Judul Bacaan
- Jaga Kesopanan dalam berkomentar
- Sikap Rasa Peduli Sesama Insan
Selamat Berkomentar

Yasmanu

Pesan Email

Nama

Email *

Pesan *

Selamat datang di blog Yayasan Masjid Nurul Hidayah, Terima kasih telah berkunjung di blog kami.. Semoga anda senang ::: Simak berbagai info YASMANU Online melalui Facebook. Follow @Yasmanu :::: Kritik, saran, informasi atau artikel dapat dikirimkan kepada kami melalui email:yayasanmasjidnurulhidayah@gmail.com :::: Info pemasangan iklan, hubungi email Nurul Hidayah:yayasanmasjidnurulhidayah@gmail.com atau telepon 081-259436578 :::