Shalat Sunnah Dua Rakaat Sebelum Shalat Subuh Lebih Baik dari Dunia Beserta Isinya
Apa yang saya ulas mengenai shalat sunnah dua rakaat sebelum shalat
subuh dalam celoteh kali ini, diharapkan tidak dinilai sebagai bentuk penafsiran.
Meski dalam seajarah tafsir, karya seorang mufassir diwarnai oleh latar
belakang ilmu yang dikuasainya. Perhatikan karya tafsir az-Zamakhsyari
dengan pendekatan balaghahnya, karya al-Qurthubi dengan telaah fikihnya,
karya tafsir ar-Razi dengan telaah filosofisnya. Pun kemunculan tafsir birra’yi dipicu pula oleh hasil interaksi dengan peradaban Yunani yang banyak menggunakan akal.
Saya mendahulukan hal ini, karena penjelasan shalat sunnah dua rakaat
sebelum shalat subuh, tidak ditemukan tafsir atas pertanyaan kenapa dan
bagaimana. Seperti diketahui bahwa shalat sunnah dua rakaat sebelum
shalat subuh, hukumnya sunnah muakkad (sunnah yang sangat penting). Sisi
muaakkadnya karena dua hal, pertama Rasul saw sangat menjaga dan belum
pernah meninggalkan shalat sunnah ini baik itu dalam keadaan biasa
maupun didalam perjalanan. Kedua, disiapkan hal apabila shalat sunnah
dua rakaat sebelum shalat subuh ini tidak dilakukan.
Shalat sunnah dua rakaat sebelum shalat subuh, oleh ulama dikatakan
lebih baik dari dunia beserta isinya. Hal ini berdasarkan hadis Nabi saw
dari Ummi Mukminin Aisyah ra dari Nabi saw berkata; dua rakaat sunnah
sebelum shalat subuh lebih baik dari pada dunia dan isinya, hal itu
lebih saya sukai dari pada dunia semuanya (HR Bukhari)
Dalam hadis ini, jelas terdapat beberapa hal yang belum terungkap
setidaknya dalam pandangan penulis. Unik, ketika Nabi saw, seakan
membandingkan sesuatu yang sulit dan karakteristiknya berbeda. Shalat
sunnah dua rakaat sebelum shalat subuh, adalah amal metafisik, dan
pahalanya tidak terindera. Beda dengan dunia beserta isinya, sifatnya
fisik, nyata, bisa diukur kualitas dan kuantitasnya.
Nabi saw lebih memilih shalat sunnah dua rakaat sebelum shalat subuh
dibanding dunia beserta isinya. Dunia dengan emas, tembaga, ada perak,
ada intan, laut udara. Boleh dikata, sulit bagi umatnya menerima
kenyataan ini kecuali dengan keimanan yang kuat. Keimanan dan kesadaran
bahwa Allah Maha kaya, segala ciptaannya adalah hakNya. Dunia beserta
isinya hanya salah satu dari ciptaanNya. Mari kita mantapkan keimanan
itu, dengan melihat bahwa benar shalat sunnah dua rakaat sebelum shalat
subuh lebih baik dari dunia beserta isinya, dan itu masuk akal.
Dipahami bahwa dunia beserta isinya adalah ciptaan. Segala ciptaan pasti sifatnya fana. “Wa yabqa wajhu Rabbik”,
dan yang kekal, hanyalah “wajah” Tuhan. Dunia beserta isinya akan
berakhir, namun kenikmatan yang paling abadi dan kekal adalah ketika
melihat “wajah” tuhan di akhirat kelak.
Dunia dibatasi oleh waktu, tidak dengan akhirat. Dunia berbicara
tentang kuantitas, dan akhirat berbicara tentang kualitas. “Apa yang di
sisi kalian akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. ”
(QS an-Nahl ayat 96). Real !. lalu kenapa membandingkannya dengan shalat
sunnah dua rakaat sebelum shalat subuh ?
Shalat sunnah dua rakaat sebelum shalat subuh dilakukan setelah mata
tertutup dari tidur. Tertutup, istirahat dari kesibukan dunia pada hari
sebelumnya. Saat bangun, manusia akan melihat kembali yang fana itu,
mengejar, dan terus mencari. Manusia berusaha dekat kepada apa yang
dicarinya, padahal itu keliru, karena sesuatu yang semakin dekat, justru
akan tidak terlihat. Dekatkan sesuatu ke mata Anda, semakin dekat,
rapat, apakah Anda melihat sesuatu?
Shalat sunnah dua rakaat sebelum shalat subuh, sebenarnya menjadi
alat untuk menegur dan memberi petunjuk, bahwa tak perlu terlalu dekat
kepada dunia yang akan engkau cari hai manusia, agar yang kamu cari itu
jelas terlihat.
Shalat subuh kan bisa untuk itu? Shalat subuh adalah wajib, sedangkan
shalat sunnah dua rakaat sebelum shalat subuh adalah sunnah. Ibarat
makanan, shalat subuh adalah nasi, lauk adalah sunnahnya. Nasi sifatnya
primer dan bukan alat, lauk adalah sekunder, sifatnya sebagai alat.
Misalnya, makanan primer, inti bagi kehidupan, tapi yang membaut sehat
justru makanan sekunder.
Dari sisi matematis, nilai shalat bisa diukur dengan angka ,
namun menjadi pembanding atas nilai dunia beserta isinya, penulis belum
menemukan. Yang terpenting, orang yang berakal sehat tidak akan
menyibukkan dirinya dengan sesuatu yang fana dengan meninggalkan yang
kekal. Namun seorang yang berakal sehat adalah seorang yang senantiasa
memperhatikan dan bersemangat terhadap sesuatu yang membawa kebaikan
untuk dunianya dengan alat metafisisi yang mendukung kebaikan
akhiratnya.
Jadi, shalat sunnah dua rakaat sebelum shalat subuh lebih baik dari dunia beserta isinya, sangat masuk akal.
Semoga bermanfaat